Mengunjungi Kota Kudus belum
lengkap rasanya tanpa mengunjungi
Menara Kudus. Salah satu bangunan
bersejarah yang menjadi icon Kota Kudus.
Pengin tahu lebih lengkap? Simak pemaparannya berikut ini.
Masjid Menara Kudus dikenal juga dengan nama Masjid Al-Aqsa atau Masjid
Al-Manar Berdasarkan prasasti pada sebuah batu berukuran panjang 46 cm dan
lebar 30 cm yang terletak pada mihrab,kita bisa mendapatkan 4 informasi : yang pertama nama masjid ini adalah Al-Aqsa, yang kedua Masjid ini bertempat di Al-Quds (Kudus) yang ketiga masjid ini didirikan tgl 19 Radjab 956H atau 24 September 1548 dan yang terakhir masjid
ini didirikan oleh Syech Dja'far Shodiq (Sunan Kudus) . Konon batu ini diambil langsung dari Baitul Maqdis
di Palestina.
Masjid
ini terletak di desa Kauman Kec. Kota sekitar
1,5 km arah barat alun-alun Simpang Tujuh Kudus. Mudah dijangkau dari
berbagai arah. Tetapi untuk peziarah yang menggunakan bus harus parkir di
lokasi parkir desa Bakalan Krapyak sekitar
1,5 km dari lokasi. Untuk sampai ke Masjid Menara bisa menggunakan jasa ojek atau angkutan wisata atau kalo mau jalan kaki juga bisa.
Di
pintu masuk masjid terdapat sebuah gapura yang mirip dengan bangunan candi-candi
yang ada di Jawa Timur, penduduk menyebutnya sebagai Lawang Kembar.Ada cerita yang menyebutkan bahwa gapura tersebut berasal dari peninggalan kerajaan Majapahit. Dikomplek
masjid terdapat sebuah kolam peninggalan purba yang dijadikan tempat wudhu pria, ada 8 buah pancuran berbentuk kepala arca yang konon mengadopsi
keyakinan agama Budha tentang Delapan Jalan Kebenaran atau Asta Sanghika Marga.
MENARA
KUDUS
Memasuki area masjid kita akan
dibuat terpesona dengan adanya sebuah
menara disebelah masjid. Menara ini tingginya
sekitar 18 meter dan di bagian dasarnya berukuran 10 x 10 m, di sekelilingnya
dihias dengan piringan-piringan bergambar yang kesemuanya berjumlah 32 buah, 20 buah
diantaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon
kurma. Sedang 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan kembang. Dalam
menara ada tangganya yang terbuat dari kayu jati yang diperkirakan dibuat pada
tahun 1895 M. Tentang bangunannya dan hiasannya jelas menunjukkan hubungannya
dengan kesenian Hindu Jawa. Karena bangunan Menara Kudus itu terdiri dari 3
bagian yaitu Kaki, Badan dan Puncak bangunan. Kaki dan badan menara
dibangun dan diukir dengan tradisi Jawa-Hindu, termasuk motifnya. Ciri lainnya
bisa dilihat pada penggunaan material batu bata yang dipasang tanpa perekat
semen, konon direkatkan dengan cara
menggosokkan batu bata sampai rekat. Teknik konstruksi tradisional Jawa juga dapat
dilihat pada bagian kepala menara yang berbentuk suatu bangunan berkonstruksi
kayu jati dengan empat soko guru yang menopang dua tumpuk atap tajuk. Pada bagian
puncak atap tajuk terdapat semacam mustoko (kepala) seperti pada puncak atap
tumpang bangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang jelas merujuk
pada elemen arsitektur Jawa-Hindu
Di
bagian belakang masjid terdapat komplek makam Sunan Kudus beserta kerabatnya.
Pintu masuk menuju makam ada di sebelah selatan masjid. Setelah melewati gapura
pertama kita akan melalui pintu masuk kedua. Disini terdapat bangunan-bangunan
yang menyerupai paseban. Yang terbesar dulunya dipakai Sunan Kudus sebagai
tempat pertemuan dan tempat memberikan wejangan kepada santri-santrinya.
Disebelah utara bangunan ada gapura kecil menuju komplek makam Sunan Kudus.
Komplek pemakaman ini terdiri dari beberapa komplek pemakaman kecil yang masing-masing
memiliki hubungan dengan Sunan Kudus.
Ada komplek pemakaman putra-putri Sunan Kudus, ada komplek pemakaman
para panglima perang dan yang terbesar adalah komplek pemakaman Sunan Kudus
sendiri. Uniknya semua pintu masuk tiap komplek adalah gapura yang lebih mirip
dengan candi. Bahkan dinding pagar yang mengitarinya juga tersusun dari bata
merah seperti candi. Ini merupakan komplek pemakaman Islam yang bercorak Hindu.
Komplek
pemakaman Sunan Kudus ini setiap harinya tidak pernah sepi dari para peziarah
yang berdatangan dari berbagai tempat.Puncak keramaian terjadi tiap tanggal 10
Syura saat acara Buka Luwur atau penggantian kain di komplek makam Sunan Kudus.
Penduduk biasanya berebut nasi yang dibagikan dengan dibungkus daun jati. Konon
ceritanya nasi ini bisa membawa berkah sehingga ada yang menjemurnya kemudian
dicampurkan sedikit-sedikit tiap kali masak nasi.
Masjid
Menara Kudus merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya dan sekarang
ini masuk dalam salah satu cagar budaya yang wajib dijaga kelestariannya. Replika
menara Kudus dibuat oleh Perusahaan Jenang Kudus cap “Menara” merupakan replika
terbesar berbahan kue yang tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri).
Bahkan tugu identitas Kudus yang terletak di utara Kudus Extension Mall juga
mengadopsi arsitektur dari Menara Kudus. Tertarik ?.. Datang aja sendiri ke
lokasi.
Replika Menara berbahan "Jenang Kudus" |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar