Senin, 16 Juli 2012

MENARA KUDUS “ The Holy Temple”




           Mengunjungi Kota Kudus belum lengkap  rasanya tanpa  mengunjungi  Menara Kudus.  Salah satu bangunan bersejarah yang menjadi  icon Kota Kudus. Pengin tahu lebih lengkap? Simak pemaparannya berikut ini.
       Masjid  Menara Kudus dikenal  juga dengan nama Masjid Al-Aqsa atau Masjid Al-Manar Berdasarkan prasasti pada sebuah batu berukuran panjang 46 cm dan lebar 30 cm yang terletak pada mihrab,kita bisa mendapatkan 4 informasi : yang pertama nama masjid ini adalah Al-Aqsa, yang kedua Masjid ini bertempat di Al-Quds (Kudus) yang ketiga masjid ini didirikan tgl 19 Radjab 956H atau 24 September 1548 dan yang terakhir masjid ini didirikan oleh Syech Dja'far Shodiq (Sunan Kudus) . Konon  batu ini diambil langsung dari Baitul Maqdis di Palestina.
            Masjid ini terletak di desa Kauman Kec. Kota sekitar  1,5 km arah barat alun-alun Simpang Tujuh Kudus. Mudah dijangkau dari berbagai arah. Tetapi untuk peziarah yang menggunakan bus harus parkir di lokasi parkir desa Bakalan Krapyak sekitar  1,5 km dari lokasi. Untuk sampai ke Masjid  Menara bisa menggunakan jasa ojek  atau angkutan wisata  atau kalo mau jalan kaki juga bisa.
Di pintu masuk masjid terdapat sebuah gapura yang mirip dengan bangunan candi-candi yang ada di Jawa Timur, penduduk menyebutnya sebagai Lawang Kembar.Ada cerita yang menyebutkan bahwa gapura tersebut  berasal dari peninggalan kerajaan Majapahit. Dikomplek masjid terdapat sebuah kolam peninggalan purba yang dijadikan tempat  wudhu pria, ada 8 buah pancuran  berbentuk kepala arca yang konon mengadopsi keyakinan agama Budha tentang Delapan Jalan Kebenaran atau Asta Sanghika Marga.

MENARA KUDUS

            Memasuki area masjid kita akan dibuat  terpesona dengan adanya sebuah menara disebelah masjid. Menara ini tingginya sekitar 18 meter dan di bagian dasarnya berukuran 10 x 10 m, di sekelilingnya dihias dengan piringan-piringan bergambar yang kesemuanya berjumlah 32 buah, 20 buah diantaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon kurma. Sedang 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan kembang. Dalam menara ada tangganya yang terbuat dari kayu jati yang diperkirakan dibuat pada tahun 1895 M. Tentang bangunannya dan hiasannya jelas menunjukkan hubungannya dengan kesenian Hindu Jawa. Karena bangunan Menara Kudus itu terdiri dari 3 bagian yaitu Kaki, Badan dan  Puncak bangunan. Kaki dan badan menara dibangun dan diukir dengan tradisi Jawa-Hindu, termasuk motifnya. Ciri lainnya bisa dilihat pada penggunaan material batu bata yang dipasang tanpa perekat semen, konon direkatkan dengan cara menggosokkan batu bata sampai rekat.  Teknik konstruksi tradisional Jawa juga dapat dilihat pada bagian kepala menara yang berbentuk suatu bangunan berkonstruksi kayu jati dengan empat soko guru yang menopang dua tumpuk atap tajuk. Pada bagian puncak atap tajuk terdapat semacam mustoko (kepala) seperti pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang jelas merujuk pada elemen arsitektur Jawa-Hindu

           Di bagian belakang masjid terdapat komplek makam Sunan Kudus beserta kerabatnya. Pintu masuk menuju makam ada di sebelah selatan masjid. Setelah melewati gapura pertama kita akan melalui pintu masuk kedua. Disini terdapat bangunan-bangunan yang menyerupai paseban. Yang terbesar dulunya dipakai Sunan Kudus sebagai tempat pertemuan dan tempat memberikan wejangan kepada santri-santrinya. Disebelah utara bangunan ada gapura kecil menuju komplek makam Sunan Kudus. Komplek pemakaman ini terdiri dari beberapa komplek pemakaman kecil yang masing-masing memiliki hubungan  dengan Sunan Kudus. Ada  komplek pemakaman  putra-putri Sunan Kudus, ada komplek pemakaman para panglima perang dan yang terbesar adalah komplek pemakaman Sunan Kudus sendiri. Uniknya semua pintu masuk tiap komplek adalah gapura yang lebih mirip dengan candi. Bahkan dinding pagar yang mengitarinya juga tersusun dari bata merah seperti candi. Ini merupakan komplek pemakaman Islam yang bercorak Hindu.

       Komplek pemakaman Sunan Kudus ini setiap harinya tidak pernah sepi dari para peziarah yang berdatangan dari berbagai tempat.Puncak keramaian terjadi tiap tanggal 10 Syura saat acara Buka Luwur atau penggantian kain di komplek makam Sunan Kudus. Penduduk biasanya berebut nasi yang dibagikan dengan dibungkus daun jati. Konon ceritanya nasi ini bisa membawa berkah sehingga ada yang menjemurnya kemudian dicampurkan sedikit-sedikit tiap kali masak nasi.

Replika Menara berbahan "Jenang Kudus"
 Masjid Menara Kudus merupakan warisan budaya yang tak ternilai harganya dan sekarang ini masuk dalam salah satu cagar budaya yang wajib dijaga kelestariannya. Replika menara Kudus dibuat oleh Perusahaan Jenang Kudus cap “Menara” merupakan replika terbesar berbahan kue yang tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (Muri). Bahkan tugu identitas Kudus yang terletak di utara Kudus Extension Mall juga mengadopsi arsitektur dari Menara Kudus. Tertarik ?.. Datang aja sendiri ke lokasi.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar