Kalo kita
berwisata ke Gunung Muria akan kita temukan sesuatu yang unik disana. Akan
banyak kita jumpai pedagang yang menawarkan buah yang tidak terdapat ditempat
lain yaitu parijoto. Parijoto merupakan tanaman perdu dengan tinggi sekitar 1-2
meter, berdaun tunggal berbentuk
lonjong dengan panjang 10-20 cm, bisa
juga dijadikan tanaman bunga karena mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan
khusus.
Tanaman ini
tumbuh di wilayah pegunungan dengan
ketingian 800 – 2300 m dari pemukaan laut serta memiliki kelembaban udara dan
tanah berhumus tinggi. Nama latinnya adalah “Medinella speciosa L.” Dikalangan
masyarakat pedesaan (terutama yang berada di wilayah dataran tinggi), Parijoto
terkenal akan manfaatnya yang sangat beragam. Selain ampuh sebagai obat
sariawan, tanaman ini juga terbukti mampu menanggulangi penyakit diare dan
sangat dianjurkan bagi ibu hamil.
Dari hasil uji ilmiah ternyata buah parijoto memiliki kandungan bahan kimia saponin, kardenolin dan flavonoid sedangkan daunnya mengandung tanin. Dengan unsur-unsur senyawa yang terdapat di dalamnya, buah parijoto memang sangat baik jika dikonsumsi oleh ibu hamil. Flavanoid sendiri merupakan senyawa yang dapat mencegah timbulnya penyakit kanker.
Dari hasil uji ilmiah ternyata buah parijoto memiliki kandungan bahan kimia saponin, kardenolin dan flavonoid sedangkan daunnya mengandung tanin. Dengan unsur-unsur senyawa yang terdapat di dalamnya, buah parijoto memang sangat baik jika dikonsumsi oleh ibu hamil. Flavanoid sendiri merupakan senyawa yang dapat mencegah timbulnya penyakit kanker.
Parijoto yang masih muda buahnya berwarna merah muda, sedangkan kalau sudah tua/masak
akan berwarna ungu kemerahan. Buah parijoto rasanya agak sepet, bisa dimakan
langsung atau dirujak untuk mengurangi
rasa sepetnya.
Bagi ibu-ibu yang sedang hamil buah
ini dipercayai bisa membuat bayi yang
dilahirkan nantinya akan memiliki paras yang rupawan karena itu buah ini banyak
dicari. Hal ini bermula dari suatu cerita bahwa pada zaman dulu ada seorang ibu
muda yang sedang hamil datang ke Sunan Muria. Ia meminta agar bayi
yang dikandungnya bila lahir kelak diberi kesehatan dan keselamatan serta
mempunyai paras yang cantik/elok atau tampan. Sunan Muria kemudian memetik buah
parijoto yang banyak terdapat di lereng
Gunung Muria dan memberikannya kepada ibu muda yang sedang hamil tersebut.
Selang beberapa waktu ibu muda tersebut melahirkan bayi yang sangat rupawan.
Hingga akhirnya berita tentang buah parijoto yang berasal dari Gunung Muria
berkhasiat untuk ibu hamil pun menyebar luas dan dipercaya hingga
sekarang.
Parijoto biasanya mulai berbuah antara bulan Maret hingga Mei. Satu tangkai kecil Parijoto biasa dijual seharga Rp 5.000 , kalau setangkai agak besar harganya Rp 10.000 , sedangkan satu ikatnya seharga Rp. 20.000,- terang Muti’ah pedagang asal Desa Japan yang sudah berjualan selama lebih dari sepuluh tahun dan biasa buka dari jam 08.30 - 17.00 sore. Ini tergantung juga dengan kepandaian kita dalam menawar.
Parijoto biasanya mulai berbuah antara bulan Maret hingga Mei. Satu tangkai kecil Parijoto biasa dijual seharga Rp 5.000 , kalau setangkai agak besar harganya Rp 10.000 , sedangkan satu ikatnya seharga Rp. 20.000,- terang Muti’ah pedagang asal Desa Japan yang sudah berjualan selama lebih dari sepuluh tahun dan biasa buka dari jam 08.30 - 17.00 sore. Ini tergantung juga dengan kepandaian kita dalam menawar.
Kingdom:
Plantae (tumbuhan)
Subkingdom:
Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio:
Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio:
Magnoliophyta (berbunga)
Kelas:
Magnoliopsida (berkeping
dua/dikotil)
Sub-kelas:
Rosidae
Ordo:
Myrtales
Familia:
Melastomataceae
Genus:
Medinella
Spesies:
Medinella speciosa L.
Ciri fisik :
Merupakan tanaman perdu, tegak, tinggi 1-2 meter, berdaun tunggal panjang 10-20 cm.
Ekologi dan penyebaran :
Merupakan tumbuhan liar di lereng-lereng gunung atau di hutan-hutan dan kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh baik pada tanah yang berhumus tinggi dan lembab, pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan November-Januari dan waktu panen yang tepat bulan Maret-Mei.
Selain di lereng Gunung Muria parijoto juga terdapatdi lereng Ungaran,di daerah dataran tinggi Dieng yaitu di daerah Gunung Perahu, Pegunungan Pakuwojo,dan Pegunungan Nganjir
Bagian yang digunakan :
Daun dan buah dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.
Khasiat dan kegunaan:
Obat sariawan :
buah parijoto segar sebanyak 5 gr dicuci bersih kemudian ditumbuk halus dan
dilarutkan dalam 100ml air matang. Gunakan untuk berkumur-kumur, sisanya bisa
diminum.
Obat diare : daun
parijoto segar sebanyak 20 gr dicuci bersih, direbus dengan 400ml air sampai
mendidih selama 15 menit kemudian disaring. Setelah dingin diminum 2 kali
sehari pagi dan sore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar